Langsung ke konten utama

Merdeka

Sebuah puisi -

Sunset adalah wujud peraduan kemerdekaan
Merdeka | Photo by Fer Nando on Unsplash


Dilema, gelisah, emosi, dan ambisi
Menenggelamkan diri dalam kalut ketakutan
Menarik mundur cita-cita dan membiarkannya tertelungkup pasrah
Jauh rasanya keinginan untuk kembali
Kembali pada jalan yang hakiki
Air mata ini jatuh sesenggukan menatap lembaran album kenangan
Kegelapan yang indah terlihat
Telah menutup mata, mata hati

Tarik nafas sejenak
Dan merenung sesaat untuk mengembalikan hakikat kehidupan
Tuhan tidak pernah pergi, itu yang diri yakini
Terbuka, aku membuka belenggu rantai nafsu dunia
Dan memerdekakan diri
Ya Allah bimbinglah diri ini untuk kembali
melihat dengan mata yang sebenarnya, mata hati
Mendengar suara sejati, suara hati
Melepas topeng kesombongan dan dusta
Berdiri tegak dan menatap merdeka
Merdeka tegakkan merdeka

(20 Juni 2017)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belajar Bahasa Isyarat BISINDO Banten

Photo by Assad Tanoli on Unsplash Kamu tertarik untuk menyelami bahasa isyarat? Wah sama! Dan disini saya akan berbagi pengalaman belajar bahasa isyarat melalui kelas bahasa isyarat BISINDO. Sejak di kampus, saya tertarik dengan bahasa isyarat. Beruntungnya media sosial saya mendukung dengan algoritma yang sesuai, dan semakin banyak video bahasa isyarat yang saya tonton. Beberapa diantaranya saya berusaha mengingat kosa kata. Namun saya mulai kebingungan karena perbedaan kosa kata untuk satu makna yang sama. Akhirnya saya putuskan untuk lebih serius belajar dengan mengikuti kelas dari lembaga terpercaya, yaitu BISINDO. Setahu saya, bahasa isyarat di Indonesia dikembangkan secara profesional oleh dua sistem. Pertama, Bahasa Isyarat Indonesua (BISINDO), sebuah sistem bahasa isyarat yang dirintis oleh teman-teman tuli. Kedua, Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) yang dikebangkan oleh Kemendikbud. Perbedaanya tidak hanya di kosa kata yang cukup berbeda, tapi teman-teman tuli sehari-hari...

[Review Buku] Pengalaman Baca Buku Funiculi Funicula

Masa lalu dan masa depan, dua waktu yang sudah terlalu jauh untuk dijangkau. Masa lalu yang sudah dilewati kadang menyisakan penyesalan, dan masa depan yang masih misteri menantang diri membuat penasaran. Jika kau diberi kesempatan memilih kembali ke masa lalu atau melihat masa depan, apa yang akan kau pilih? Tapi sayangnya apa pun yang kau pilih tidak akan mengubah apa pun, kejadian yang terjadi, atau orang yang kau temui, bahkan mencegah kematian sekalipun. Dan dengan resiko terjebak selamanya di ruang waktu, apakah kau masih mau untuk melakukan perjalanan waktu? Sinopsis di atas adalah milik buku 'B efore the Coffee Gets Cold: Funiculi Funicula', salah satu dari trilogi karya Toshikazu kawaguchi yang pertama rilis di Jepang pada 2015. Buku ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Dania Sakti, dan diterbitkan Gramedia. Saya membaca cetakan ke-21, desain sampul karya Orkha Creative.  Cover depan Funiculi Funicula cetakan ke-21  Pertemuan dengan Funiculi Funicula Tahun...

Review Buku Classroom Management - Sigit Setiawan

Halo sahabat pembaca, kali ini kita literasi lagi nih, masuk mode serius tapi santai. Saya akan membagikan catatan penting hasil membedah buku ' Classroom Management ' karya Sigit Setiawan. Tulisan ini diperuntukan untuk teman-teman pendidik yang sedang mencari referensi cara mengajar efektif di ruang kelas.  Buku Classroom Management - Sigit Setiawan (photo by indahprimad) Kenalan dengan Classroom Management Di bagian pendahuluan kita diperkenalkan tentang pentingnya menerapkan pembelajaran yang efektif. Suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif saat siswa sungguh-sungguh belajar dan mencapai pengetahuan atau keterampilan yang diharapkan. Namun, realita di kelas lebih rumit, kadang kegiatan belajar di kelas penuh tantangan dan tidak berjalan efektif. Penulis memaparkan proses pembelajaran adalah rangkaian panjang yang perlu diperhatikan. Penulis memberi contoh dengan pengalamannya. Mulai dari menyusun materi, metode pengajaran, memahami kepribadian siswa, hingga mengevaluasi...