Beruntungnya kita, sebagai pelajar di negeri ini, pasti pernah atau sedang belajar setidaknya satu bahasa asing, Bahasa Inggris misalnya. Iya gak? Tapi kenapa ya setelah bertahun-tahun belajar di sekolah skill bahasa asing kita kadang berjalan di tempat. Alhamdulillah , syukurlah kita bisa untuk perkenalan, percakapan sehari-hari, dan mendengarkan musik. Tapi gimana kalau nonton film, apakah kamu kadang ga paham mereka ngomong apa? tenang sob, kamu ga sendiri. Ini pengalaman pribadiku, untuk seorang yang berusaha bisa menguasai bahasa asing dari 0. Disini, aku sudah pernah mencoba beberapa metode belajar dengan target belajar yang santai hingga serius. Kita bahas satu-satu kesalahanku, biar kamu ga terjebak di kesalahan yang sama. 1. Mulai belajar dengan target yang belum jelas Belajar Bahasa Inggris, tentu aku punya tujuan realistis, supaya ga remedial ujian di sekolah. Alhamdulillah, tujuanku tercapai. Setelah lulus sekolah, di perkuliahan aku hanya mendapat 2 SKS kelas Bahasa Ingg
Tau truffle, si jamur yang hidup terkubur bawah tanah. Jika memiliki persona, truffle mungkin iri pada jamur-jamur yang menampakkan dirinya di atas tanah. Lilhatlah Amanita yang berwarna warni megah, jamur tiram ( Pleurotus ) yang putih bersih, jamur kuping ( Auricularia ) yang tumbuh tinggi di pepohonan, dan jamur pengantin (Phallus indusiatus) yang cantik. Truffle tidak menyadari seberapa berharga dirinya. Ia menunggu dalam gelap. Seolah orang yang rendah diri dan menyediri. Hingga ia ditemukan oleh orang yang tepat, butuh perburuan dengan menggunakan hewan terlatih untuk menemukan jamur truffle. Ia diangkat ke permukaan. Sulitnya menemukan truffle, membuat nilai jualnya tinggi. Para koki mengolahnya menjadi sajian mewah bintang lima, yang setiap irisannya bisa bernilai jutaan rupiah. Kisah truffle diatas, menjadi gambaran bagaimana komoditi dinilai. Pernah dengar konsep permintaan dan penawaran ( supply and demand )? Nilai barang bisa semahal itu karena permintaan yang tinggi di