Langsung ke konten utama

Postingan

Romantisasi Rasa Menemukan Muara

Apakah teman-teman pernah jatuh hati? suka pada seseorang? Mari memikirkan imajinasi rasa dari gambar ini.  (dokumen penulis) Mungkin tanpa sadar kita cukup sering terjangkit virus merah jambu. Seperti baru mendarat di tengah wilayah asing, kita merasakan kebingungan, canggung, kesepian, penasaran, semangat, hingga berbunga-bunga. Namun respon fisik dan perasaan seseorang terhadap gejala jatuh hati bisa berbeda-beda tergantung sistem imunnya. Untuk ini, tentu sistem imun untuk perasaan. Vaksin Anti-Jatuh Hati Kita sudah punya sistem imun dari vaksin anti-jatuh hati. Kita punya lapisan pertahanan mulai dari logika yang menekan emosi, rencana dan mimpi yang jadi prioritas kalkulasi, hingga dogma spiritual. Vaksin anti-baper yang cukup kebal untuk menahan diri dan tidak sampai menunjukan gejala meriang aka. merindukan kasih sayang.  "Aku cukup dengan diriku", sesederhana itu alasan menolak rasa itu bertumbuh.  Namun, sistem imun kita juga bisa melemah. Godaannya bisa dari terlal
Postingan terbaru

Koleksi Momen Tahun Ajaran 2023/2024

Selama setahun belakangan mengajar, saya beruntung bisa menangkap momen-momen bersama anak-anak. Momen-momen yang penuh warna, saya ingin menyajikannya dalam bentuk monokrom. Kesan klasik dari gradasi warna hitam, abu, dan putih membuat sendu suasana.  Saya bersyukur bisa bertemu anak-anak, mereka mengembalikan kemanusiaan saya. Mereka membuat saya perlahan menemukan siapa saya. Dan mereka menghadirkan tawa dan kekaguman yang dulu sulit saya temukan.  Momen yang berharga yang tidak ingin dilupakan, akan terkenang lebih lama oleh jejak visual. Jadi saya berusaha selalu merekamnya dalam jepretan kilat di memori smartphone.  Saya berusaha melindungi identitas mereka. Sebisa mungkin tak ada wajah yang bisa dikenali dengan mudah, kecuali anda sudah mengenal mereka sebelumnya. ... Bonus Selama setahun belakangan, perjalanan dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain menjadi hobi baru yang menenangkan bagi saya. Cukup untuk melepas ketegangan harian dan menjadi pelarian yang menyenangkan.

Album Foto Kota Tua

Mari berkeliling Kota Tua bersama WisataJalanKaki .  Dari BSD ke Kota Tua bisa ditempuh naik transportasi umum, bisa KRL atau Trans Jakarta. Kali ini saya pilih KRL, rutenya dari Stasiun Rawa Buntu, transit di Tanah Abang, lanjut pilih kereta ke Manggarai, transit lagi dan pilih kereta jalur Jakarta Kota. Dokumentasi diambil pada 9 Mei 2023 Lokasi pas mengenal peradaban abad 19 - awal 20 Jalannya ramah untuk pejalan kaki. Berbagai bangunan sejarah yang sudah diberdayakan menjadi toko dan restoran. Bangunan gaya jadoel memang punya nilai estetik yang tidak lekang oleh zaman.        Sepanjang jalan kenangan ~ Stasiun Jakarta Kota yang selalu ramai. Alun-alun Museum Fatahillah ternyata menyimpan sejarah kelam di masa penjajahan Belanda. Mengutip dari  detik.com , di masa lalu alun-alun ini pernah menjadi saksi bisu pembantaian ribuan etnis Tionghoa, alasannya karena Belanda takut dengan hubungan baik warga Tionghoa dengan pribumi, juga dugaan pemberontakan.  Selain itu, alun-alun ini jug

Strategi Mewujudkan Mimpi

Pernah ada seseorang berbicara padaku tentang mimpi-mimpinya. Mimpi akan hidupnya di masa depan. Dan aku selalu mengingat diriku yang merinding takjub karena ia begitu yakin pada apa yang ia cita-citakan. Maka, aku bertanya pada diriku sendiri, apa mimpiku? apa yang menggerakan diriku untuk bangun? Langit - lukisan pribadi, Mei 2024 Mimpi ya? Sebuah kata yang bisa membuat seseorang yang awalnya bukan siapa-siapa bisa menjadi seseorang yang berbeda.  Mimpi ibarat obat sakit gigi, yang ampuh sekejap menghilangkan rasa sakit. Atau terapi yang menyembuhkan pelan-pelan. Juga keyakinan yang membuat kita bisa berdamai dengan rasa sakit dan bersyukur atas apa yang masih kita miliki. Mimpi ibarat mata air yang jernih, airnya yang melepas dahaga, memberi harapan layaknya oasis di tengah gurun. Setiap tetes air, menyelamatkan orang-orang yang kehausan. Kerennya, mimpi yang bisa mengubah seseorang, bisa beresonansi, kemudian menyebar ke ribuan, hingga jutaan hati dan pikiran. Menembus batas-batas

Obrolan ke Hati

Bicara soal hati, aku mulai berkenalan dengannya lagi. Setelah cukup lama tidak berbincang dengannya. Kira-kira obrolanku dengannya begini. *** "Assalamu'alaikum hati!" Aku mulai menyapa semoga hatiku sehat-sehat saja selama ini, seolah aku dan hati duduk bersisian di bangku yang sama.  " Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh diriku yang kurindukan. " Hati menyambut salamku dengan sempurna. Artinya dan keselamatan atas kamu, dan rahmat Allah, dan keberkahan. Dan ia tersenyum manis sekali, aku belum pernah melihat bayanganku tersenyum semanis itu.  "Maaf udah lama ya kita ga ngobrol, baik-baik aja kan?" Tanyaku penasaran. " Hmm yap, alhamdulillah hanya rindu saja bisa ngobrol lagi. " Ia membalas dalam kebaikan, kenapa ya kalau sudah mengobrol dengan hati, ia akan memilih jawaban yang indah. Awalnya canggung, aku pun tidak tahu harus bicara apa. Seperti bertemu teman lama, aku hanya tersenyum lagi menatapnya. " Kalau kamu, baik-

Rasa Bersalah yang Manusiawi

Photo by Mumtahina Tanni (Pexels) Rasa Bersalah Pernah mencoba melarikan diri dari rasa bersalah, tapi malah terjebak dalam kutukan penyesalan yang tak kunjung usai? Rasa bersalah yang berubah menjadi luka, lama-lama akan menjadi infeksi yang mengerikan.  Apakah berlebihan mengatakan rasa bersalah bisa menenggelamkan mimpi, cinta, dan empati. Bukannya mencari solusi dan minta maaf, melainkan terus menumpuk rasa bersalah. Ditumpuk menjadi lapisan yang akan menutup sisi kemanusiaan. Suatu hari, aku pernah melakukan kesalahan, sesederhana memilih untuk meniadakan emosi dalam relasi. Aku memilih hanya meletakan logika sebagai dalil komunikasi. Alasannya sederhana, aku terlalu malas untuk merasakan kelelahan akibat mencurahkan emosi dalam suatu hubungan. Kemudian, aku menggunakan dalil 'sudah seharusnya', seperti hak dan kewajiban yang harus kulakukan pada orang-orang sekitarku. Aku tidak perlu memikirkan perasaan, aku hanya perlu mendengarkan dan tidak memasukan emosiku disana. Ra

[Review Buku] Pengalaman Baca Buku Funiculi Funicula

Masa lalu dan masa depan, dua waktu yang sudah terlalu jauh untuk dijangkau. Masa lalu yang sudah dilewati kadang menyisakan penyesalan, dan masa depan yang masih misteri menantang diri membuat penasaran. Jika kau diberi kesempatan memilih kembali ke masa lalu atau melihat masa depan, apa yang akan kau pilih? Tapi sayangnya apa pun yang kau pilih tidak akan mengubah apa pun, kejadian yang terjadi, atau orang yang kau temui, bahkan mencegah kematian sekalipun. Dan dengan resiko terjebak selamanya di ruang waktu, apakah kau masih mau untuk melakukan perjalanan waktu? Sinopsis di atas adalah milik buku 'B efore the Coffee Gets Cold: Funiculi Funicula', salah satu dari trilogi karya Toshikazu kawaguchi yang pertama rilis di Jepang pada 2015. Buku ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Dania Sakti, dan diterbitkan Gramedia. Saya membaca cetakan ke-21, desain sampul karya Orkha Creative.  Cover depan Funiculi Funicula cetakan ke-21  Pertemuan dengan Funiculi Funicula Tahun

Berpikir Tentang Gagal, Ikhlas, dan Mimpi

Pernah ga memikirkan teori bumi datar? atau ternyata ada alien di luar angkasa? atau topik yang lebih personal, "Kenapa saya bisa gagal? apakah itu keikhlasan?" Isi kepala yang random keluar tanpa alasan yang cukup rasional. Tentunya sejenak melupakan gaji yang menipis di akhir bulan, dan sayangnya notifikasi bayar cicilan seperti jarum yang menusuk ujung jari. Haha, hanya ingin meredakan stres. Mungkin anda pernah berpikir tentang ini, mari kita diskusi. Photo by Filip Kominik on Unsplash It's not OK, but it's OK Semoga kamu ga lagi merasa menjadi pecundang dalam hidupmu sendiri. Apalagi, saat kau tidak melakukan sesuatu yang bermanfaat menurut penilaian manusiawi.  Tidak produktif, menonton drama, membaca komik, menghabiskan waktu rebahan, dan tidak melakukan apa-apa atas derita saudara-saudara korban bencana dan perang di luar sana. Selalu ada perasaan bersalah saat melakukan sesuatu yang menghibur diri sendiri.  Oh no, ingin berkata jahat pada diri, tapi tunggu d

Apakah semua bermula dari 7 Oktober 2023?

Peta Gaza – tangkapan layar Google Earth per 1 Maret 2023 (pembaharuan sistem 14/12/2025 - 9/5/2022) 147 hari sudah sejak dimulainya kembali konflik Israel menyerang warga Palestina di Gaza.  Update terbaru , adalah serangan sudah mencapai Rafah, wilayah selatan Gaza, perbatasan dengan Mesir. Hari ini kembali 112 warga dan 750 orang terluka, sipil tanpa senjata yang sedang menunggu bantuan ditembaki karena tentara Israel berdalih merasa terancam. Peristiwa ini terjadi di barat daya Gaza, tepatnya dekat Naboulsi Roundabout. ( Link artikel lengkap disini  - sumber Aljazeera ) Kementrian kesehatan menyebutkan setidaknya 30.228 warga Palestina terbunuh dan 71.377 korban luka-luka akibat serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Tuntutan Afrika Selatan untuk kasus genosida Israel ditanggapi ICJ. Namun putusan Mahkamah Internasional hanya sampai pengakuan tindakan, tidak memutuskan dengan tegas gencatan senjata. Beberapa negara menuntut gencata senjata segera diputuskan. Peristiwa

Secangkir Filosofi Waktu

Hourglass -  Photo by samer daboul Sahabat, kenapa waktu menjadi aset yang paling penting untuk dihargai?  Orang-orang sukses menyebut aset hidup yang paling berharga adalah waktu. Jika ingin menjadi sukses dengan cara sebagian besar orang-orang yang lebih dulu sukses, tidak bisa dipungkiri, penting untuk bisa mengelola waktu dengan baik. Catatan ini hadir untuk kamu yang sedang menuju sukses dengan mengatur waktu secara efektif. Kami melakukan riset untuk menemukan filosofi waktu dari berbagai sumber.  Disini beberapa poin untuk kamu. Aturan 24 jam Semua orang dimuka bumi ini mendapat anugerah waktu 24 jam setiap harinya. Setiap kepala waktunya sama, tidak ada yang lebih atau kurang.  Hari demi hari berganti, waktu demi waktu akan  berlalu. Seperti siklus yang terus berulang-ulang, matahari terbit dan tenggelam, siang berganti malam, malam berganti siang. Mau tidak mau hari ini yang kita lewati, akan menjadi masa lalu di hari esok, sama halnya seperti hari kemaren. Waktu 24 jam, kita