Langsung ke konten utama

Memaknai Mimpi dari Sang Alkemis

         (Sebuah resensi dari Novel Sang Alkemis)

 

Cover buku Sang Alkemis, warna dasar krem seperti gurun, ada ornamen biru menjadi bayangan sisi lain gurun
Sampul muka Sang Alkemis (sumber: Gramedia)

Makna Buku


Biarlah mimpi jadi mimpi, ia akan menjadi nyawa bagi jiwa-jiwa yang berkelana tanpa arah. 

 

Aku menemukan tokoh imaji yang mengisahkan kutipan ini, sang penjual gelas-gelas kristal, tokoh dari buku Sang Alkemis. Beliau memiliki mimpi untuk pergi ke Mekah, menunaikan ibadah haji. Tapi beliau tidak pernah pergi. Ia takut saat mimpi itu terwujud, ia akan kehilangan cahaya dalam hidupnya, baginya mimpi yang belum tergapai menjadi salah satu alasan hidup. Begitu cara ia menceritakan mimpinya kepada Sang Penggembala, si tokoh utama.

 Ya, tidak ada yang salah dari pemikiran sang penjual gelas-gelas kristal, jika itu sudah menjadi jalan cerita dari penulis. Tapi bukankah sang penjual gelas-gelas kristal adalah tokoh pendukung, secuplik kisahnya memperkaya keseluruhan cerita. Adapun tokoh utama dari buku Sang Alkemis adalah Sang Pengembala.

Seorang anak laki-laki yang memiliki mimpi dan berusaha mewujudkannya, mencari harta karun. Harta karun terdengar kekanakan, tapi tidak saat Paulo Coelho yang menuliskannya. Kisah pencarian harta karun Sang Penggembala, adalah perjalanan spiritual dan filosofis yang menarik untuk diikuti. Pertemuan tokoh-tokoh yang seolah diizinkan semesta, adalah takdir yang disusun kronologis dan beralasan.


Pengalaman Membaca

Saya membaca karya yang sudah diterjemahkan, yang diterbitkan Gramedia, oleh alih bahasa Tanti Lesmana. Sang Alkemis versi aslinya ditulis dalam bahasa Portugis, oleh penulis asal Brazil, Paulo Coelho.

Cukup puas untuk membacanya berkali-kali. Novel ini selalu menyuguhkan pemaknaan yang dalam. Berkali-kali pula jatuh air mata untuk kisah-kisah yang berbeda. Misal kisah cinta para wanita gurun, yang melepas pergi kekasihnya dengan ikhlas, tiada takut itu adalah pertemuan terakhirnya.


Rekomendasi

Buku ini rekomendasi dijadikan teman dalam perjalanan, ringan ukurannya tapi syarat makna di setiap bab-nya. Tentu saja begitu apik untuk diulik dan dikaji lebih dalam. Pantas memang buku Sang Alkemis menjadi best seller dengan penjualan 150 juta kopi. Buku ini sudah diterjemahkan ke 67 bahasa dan masuk ke jajaran Guinness World Record karenanya.

Setiap buku akan selalu menemukan pembacanya. Kisah yang tepat akan menyentuh pemikiran dan perasaan. 
Apakah kamu punya pengalaman dengan buku Sang Alkemis?
Bagikan di kolom komentar ya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Tips Belajar Asyik ala Studyvlog, Studygram , dan StudyTok

Indah Primad | Juli 2023 | Bacaan 4 menit Lagi bingung gaya belajar apa yang paling pas untukmu?  Tenang, disini akan kita kupas tuntas tips belajar asyik yang bisa kamu terapkan saat belajar nanti. Kita akan temukan tipsnya dari konten-konten influencer edukasi. Sebelum itu, kita kenalan dulu dengan istilah studyvlog, studygram, dan studytok.      Studyvlog  adalah istilah untuk para influencer dan content creator edukatif, terutama konten vlog (video-blog). Contohnya konten Study With Me, menyajikan konten Live/ rekaman belajar sebagai teman belajar kamu. Mereka menyajikan konten keseharian belajar dan tips edukatif. Studygram adalah kreator edukasi yang lebih spesifik untuk pengguna Instagram. Tentunya konten yang lebih simpel menyesuaikan fitur-fitur di Instagram. Tapi istilah ini juga digunakan di platform media sosial lainnya. Studytok , seperti studygram, namun istilah ini digunakan kreator yang ada di TikTok. Mungkin kata StudyTok belum cukup familiar. Tapi melihat trend peng

[Review Buku] Pengalaman Baca Buku Funiculi Funicula

Masa lalu dan masa depan, dua waktu yang sudah terlalu jauh untuk dijangkau. Masa lalu yang sudah dilewati kadang menyisakan penyesalan, dan masa depan yang masih misteri menantang diri membuat penasaran. Jika kau diberi kesempatan memilih kembali ke masa lalu atau melihat masa depan, apa yang akan kau pilih? Tapi sayangnya apa pun yang kau pilih tidak akan mengubah apa pun, kejadian yang terjadi, atau orang yang kau temui, bahkan mencegah kematian sekalipun. Dan dengan resiko terjebak selamanya di ruang waktu, apakah kau masih mau untuk melakukan perjalanan waktu? Sinopsis di atas adalah milik buku 'B efore the Coffee Gets Cold: Funiculi Funicula', salah satu dari trilogi karya Toshikazu kawaguchi yang pertama rilis di Jepang pada 2015. Buku ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Dania Sakti, dan diterbitkan Gramedia. Saya membaca cetakan ke-21, desain sampul karya Orkha Creative.  Cover depan Funiculi Funicula cetakan ke-21  Pertemuan dengan Funiculi Funicula Tahun

Stop! Saatnya Menjadi Lebih Kuat

Indah Primad | Cerita evaluasi tengah tahun 2023 Menjelang 2022 berakhir, saya masih ingat sebuah obrolan hangat dengan seorang guru. Beliau adalah pebisnis yang suka berbagi tips dunia wirausaha dan dipadukan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Beliau bercerita menjadi dewasa yang sebenarnya, menjadi kuat dan dapat dipercaya. Ternyata sudah lebih dulu diceritakan dalam kisah Nabi Musa as saat dipertemukan dengan Nabi Syu’aib, kemudian perkataan Nabi Yusuf as kepada raja Mesir. Kita mulai dari kisah Nabi Musa as.  Waktu itu Nabi Musa as berhenti di dekat sebuah sumur. Dilihatnya dua orang perempuan muda penggembala sedang mengantri untuk mengambil air. Tapi ada yang tidak beres, perempuan muda itu hanya menunggu antrian karena didepannya para pria lebih dulu memberi ternak-ternaknya air minum. Nabi Musa menawarkan diri untuk membantu mengambil air. Kedua perempuan ini ternyata adalah putri Nabi Syu’aib yang kemudian merekomendasikan Nabi Musa untuk bekerja dengan mereka. “Wahai ayahku! Jadikan