Langsung ke konten utama

Resensi Buku Eliana: Sang Gadis Pemberani

Belajar Tentang Keberanian Eliana


Identitas

Novel Eliana karya Tere-Liye adalah karya tetralogi Anak Mamak. Ini serial pertama yang rekomendasi untuk dibaca pertama. Novel setebal 519 halaman ini menyuguhkan beragam kisah sang tokoh utama, Eliana. Buku ini diterbitkan Republika tahun 2011 dan sudah dicetak ulang dengan versi cover yang berbeda-beda. 

Makna

Eliana adalah anak sulung dari 4 bersaudara, pukat, burlian dan Amelia. Mamak dan Bapaknya membesarkan Eliana menjadi anak yang pemberani. Sikapnya yang keras membuat ia dikenal sebagai anak yang tangguh. Eliana menjadi kakak yang tegas menyikapi perilaku adik-adiknya, namun ia orang yang keras kepala. 
Berbagai peristiwa yang diceritakan oleh penulis menunjukan bukti tabiat mulia Eliana, salah satunya kisah kesetiakawanannya dengan geng 4 buntal. Kebencian pada para penambang pasir yang merusak kampungnya, geng 4 buntal berani mengganggu truk- truk penambang pasir. Marhotap yang dulunya musuh eliana berubah menjadi sahabat terbaik Eliana, walau ia menghilang setelah aksi heroiknya melempari truk-truk itu dengan balon kerosin. 
Eliana belajar dari setiap peristiwa yang ia lalui, salah satunya ia pernah memiliki rasa benci pada mamaknya akibat seringnya ia dimarahi mamak karena kesalahan adik-adiknya dan rasa bersalahnya telah melalaikan amanah untuk menjaga adiknya membuat ia kabur dari rumah, namun ia menemukan cinta mamaknya yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Mamak adalah orang yang pertama bangun dan membangunkan anggota keluarganya, orang pertama yang harus berberes rumah, namun orang terakhir yang menyendok nasi ke piringnya, orang terakhir yang tidur untuk memastikan anak- anaknya telah tidur.
Novel ini adalah novel anak yang menarik dibaca oleh orang dewasa juga. Mengingatkan kembali masa kanak-kanak di desa. Novel Eliana menunjukan sisi kehidupan yang telah lama dilupakan. Berlatar suasana kampung yang masih bersih dari pengaruh hiruk pikuk kota. Dimana sumber informasi masih dari televisi kotak hitam putih milik keluarga Eliana. Kisah eliana mengingatkan kita tentang kearifan masyarakat untuk menjaga alamnya, akibat keserakahan manusia alam menjadi rusak, tinggal tunggu pembalasan dari perbuatan sendiri abru manusia ini akan sadar. 
Rasa sopan santun yang telah tergerus di tengah masyarakat komplek perumahan kembali disadarkan dengan nasehat Nek Kiba, Bapak Syahdan, Mamak, Wak Yeti, Pak Bin, dan orang-orang kampung lain. Kisah eliana bukan sekedar bacaan ringan pengisi waktu luang namun buku filosofis yang dapat menyadarkan rasa simpati dan empati para pembaca. Hikmah dapat diambil pada setiap halaman kisah Eliana. Menjadi diri sendiri dan memegang prinsip adalah hal penting yang membuat kita menjadi manusia berbeda.
Penulis Tere-liye selalu punya cara memasukkan nilai keluarga ke dalam novel-novelnya. Terutama serial Anak Mamak ini. Penasaran dengan kisahnya, sobat bisa cari di toko buku terdekat. Kalau saya ketemu di perpustakaan Pondok Baca Inspirasi, Bogor. 
Membacalah dan bukalah jendela dunia.

Sampai jumpa di review buku selanjutnya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Tips Belajar Asyik ala Studyvlog, Studygram , dan StudyTok

Indah Primad | Juli 2023 | Bacaan 4 menit Lagi bingung gaya belajar apa yang paling pas untukmu?  Tenang, disini akan kita kupas tuntas tips belajar asyik yang bisa kamu terapkan saat belajar nanti. Kita akan temukan tipsnya dari konten-konten influencer edukasi. Sebelum itu, kita kenalan dulu dengan istilah studyvlog, studygram, dan studytok.      Studyvlog  adalah istilah untuk para influencer dan content creator edukatif, terutama konten vlog (video-blog). Contohnya konten Study With Me, menyajikan konten Live/ rekaman belajar sebagai teman belajar kamu. Mereka menyajikan konten keseharian belajar dan tips edukatif. Studygram adalah kreator edukasi yang lebih spesifik untuk pengguna Instagram. Tentunya konten yang lebih simpel menyesuaikan fitur-fitur di Instagram. Tapi istilah ini juga digunakan di platform media sosial lainnya. Studytok , seperti studygram, namun istilah ini digunakan kreator yang ada di TikTok. Mungkin kata StudyTok belum cukup familiar. Tapi melihat trend peng

[Review Buku] Pengalaman Baca Buku Funiculi Funicula

Masa lalu dan masa depan, dua waktu yang sudah terlalu jauh untuk dijangkau. Masa lalu yang sudah dilewati kadang menyisakan penyesalan, dan masa depan yang masih misteri menantang diri membuat penasaran. Jika kau diberi kesempatan memilih kembali ke masa lalu atau melihat masa depan, apa yang akan kau pilih? Tapi sayangnya apa pun yang kau pilih tidak akan mengubah apa pun, kejadian yang terjadi, atau orang yang kau temui, bahkan mencegah kematian sekalipun. Dan dengan resiko terjebak selamanya di ruang waktu, apakah kau masih mau untuk melakukan perjalanan waktu? Sinopsis di atas adalah milik buku 'B efore the Coffee Gets Cold: Funiculi Funicula', salah satu dari trilogi karya Toshikazu kawaguchi yang pertama rilis di Jepang pada 2015. Buku ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Dania Sakti, dan diterbitkan Gramedia. Saya membaca cetakan ke-21, desain sampul karya Orkha Creative.  Cover depan Funiculi Funicula cetakan ke-21  Pertemuan dengan Funiculi Funicula Tahun

Stop! Saatnya Menjadi Lebih Kuat

Indah Primad | Cerita evaluasi tengah tahun 2023 Menjelang 2022 berakhir, saya masih ingat sebuah obrolan hangat dengan seorang guru. Beliau adalah pebisnis yang suka berbagi tips dunia wirausaha dan dipadukan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Beliau bercerita menjadi dewasa yang sebenarnya, menjadi kuat dan dapat dipercaya. Ternyata sudah lebih dulu diceritakan dalam kisah Nabi Musa as saat dipertemukan dengan Nabi Syu’aib, kemudian perkataan Nabi Yusuf as kepada raja Mesir. Kita mulai dari kisah Nabi Musa as.  Waktu itu Nabi Musa as berhenti di dekat sebuah sumur. Dilihatnya dua orang perempuan muda penggembala sedang mengantri untuk mengambil air. Tapi ada yang tidak beres, perempuan muda itu hanya menunggu antrian karena didepannya para pria lebih dulu memberi ternak-ternaknya air minum. Nabi Musa menawarkan diri untuk membantu mengambil air. Kedua perempuan ini ternyata adalah putri Nabi Syu’aib yang kemudian merekomendasikan Nabi Musa untuk bekerja dengan mereka. “Wahai ayahku! Jadikan